Monday, February 27, 2012

Daun Duduk (Desmodium triquetrum [L.] D.C.)

Daun Duduk (Desmodium triquetrum [L.] D.C.)
Tumbuhan ini merupakan suku Papilionaceae (leguminose). Di daerah Sunda, tumbuhan ini kerap disebut genteng cangkeng, ki concorong, atau cen-cen. Sementara di Jawa, kerap disebut daun duduk, gerji, gulu walang, sosor bebek, cocor bebek (jawa). Dalam bahsa asing Three-flowered desmodium (I)

Uraian Tumbuhan

Daun duduk dapat ditemukan mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1.500 m dpl. Tumbuh liar ditempat terbuka dengan cahaya matahari yang cukup atau sedikit naungan, serta tidak begitu kering. Perdu menahun, tumbuh tegak atau menanjak, tinggi 0,5 m hingga 3 m dengan kaki berkayu. Batang bulat, beruas, permukaan kasar, percabangan simpodial, diameter sekitar 2 cm, berwarna cokelat.

Daun tunggal, berseling, berdaun penumpu, serta tangkai daun bersayap lebar. Helaian daun lanset, ujung meruncing, pangkal rata, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 cm hingga 20 cm, lebar 1,5 cm hingga 2 cm, saat muda berwarna cokelat, setelah tua berwarna hijau.

Bunga majemuk, malai, keluar dari ujung batang, mahkota berbentuk kupu-kupu, warnanya putih keunguan, berambut halus, dan pangkal berlekatan. Buah polong, panjang 2,5 cm hingga 3,5 cm, lebar 4 mm hingga 6 mm, berambut, berisi 4 biji hingga 8 biji, masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna cokelat. Bijinya kecil, berbentuk ginjal, berwarna cokelat muda, dan sistem perbanyakan dengan biji.

Sifat dan Khasiat

Herba ini rasanya sedikit pahit, sejuk. Berkhasiat sebagai pereda demam (antiperik), anti radang (anti-inflamasi), pembunuh parasit (parasitisid), meningkatkan napsu makan (stomakik), dan peluruh kencing (diuretik).

Kandungan Kimia

Daun tumbuhan ini mengandung tanin, alkaloida hipaforin, trigonelin, bahan penyamak, asam silikat, dan K2O. Buahnya mengandung saponin, dan flafonoida, sedangkan akar mengandung saponin, flavonida dan tanin.

Bagian yang digunakan

Seluruh bagian kecuali akar (herba) dapat digunakan. Pemakaian dapat dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan.

Indikasi

Herba ini berkhasiat untuk mencegah pingsan karena udara panas (heat stroke), demam salesma, radang amandel (tonsilitis), gondongan (parotitis), lelehan nanah (piorea), radang ginjal akut (akut nephritis), sembab (edema), radang susu (enteritis), disentri, infeksi cacing tambang (hookworn), infeksi cacing pita di hati, keputihan akibat trichomonas (trichomonal vaginitis), muntah-muntah pada kehamilan, kurang gizi pada anak – anak, sakit kuning (ikterik hepatitis), keracunan buah nanas, TBC tulang dan kelenjar limfa, multipel abses, skleroderma, wasir serta rematik.

Cara Pemakaian

Siapkan herba daun duduk sebanyak 15 genggam hingga 60 genggam, lalu direbus dan diminum. Pemakaian luar berupa herba daun duduk yang digiling halus, digunakan untuk mengompres wasir, abses, sakit pinggang, dan pegal-pegal pada kaki.

Contoh Pemakaian

  • Wasir.
    Ambil 20 genggam daun segar, dicuci bersih lalu direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sakaligus. Lakukan tiap hari.
  • Radang Ginjal akut, edema.
    Ambil herba daun duduk sebanyak 60 genggam, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum sekaligus pada pagi hari.
  • Muntah pada kehamilan.
    Ambil herba daun duduk sebanyak 30 genggam, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, yaitu pagi, siang, dan sore, masing-masing 1/3 gelas.
  • Disentri.
    Ambil herba daun duduk segar sebanyak 30 genggam, dicuci lalu digiling halus. Seduh dengan ¾ air panas, biarkan selama 15 menit. Tambahkan garam seujung sendok teh sambil diaduk. Peras dan saring. Hangat-hangat diminum sekaligus.
Bila herba ini ditambahkan pada ikan asin dan daging, dapat melindung makanan tersebut dari serbuan lalat dan belatung.

Monday, February 20, 2012

Daun Encok (Plumbago zeylanica L)

Daun Encok (Plumbago zeylanica L)
Tumbuhan ini berasal dari Sri Lanka, kemudian menyebar ke seluruh kawasan tropik, termasuk Indonesia dan kepulauan Pasifik. Daun encok tumbuh liar di ladang, di tepi saluran air atau ditanam di pekarangan sebagai pagar hidup dan tempat-tempat lainnya sampai setinggi 800 m dpl.

Perdu tahunan yang menaik, berbatang panjang, tinggi 0,6 – 2 m. batang berkayu, bulat licin, beralur, bercabang. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya 1,5-2,5 cm, pangkal tangkai daun agak melebar, memeluk batang.

Daun bulat telur sampai jorong, panjang 5 – 11 cm, lebat 2 – 5 cm, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung tangkai, kecil-kecil, berambut, berwarna putih. Buah kecil, cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek.

Sifat dan Khasiat

Daun encok bersifat pahit, tonik dan beracun. Berkhasiat untuk menghilangkan bengkak dan penghilang nyeri (analgesik). Untuk kandungan kimianya, daun mengandung plumbagin, 3-3’-biplumbagin, 3-chloroplumbagin, chitranone (3-6’-biplumbagin), dan droserone (2-hydroxy plumbagin).

Zat berkhasiatnya yang bernama plumbagin sangat beracun dan pada pemakaian lokal dapat menyebabkan kerusakan kulit berupa lepuh seperti luka bakar. Bagian yang digunakan adalah akar dan herba.

Daun encok berkhasiat untuk mengobati rematik sendi, memar (lebam), keseleo, nyeri lambung, kurap, dan kanker darah. Cara Pemakaiannya yaitu akar sebanyak 10 – 15g, direbus selama lebih dari 4 jam. Untuk pemakaian luar, daun diremas lalu diletakkan pada bagian tubuh yang kena rematik, sakit pinggang, memar, kurap, kusta, skabies, sakit kepala.

Bila kencing kurang lancar, diletakkan di perut bagian bawah. Saat menggunakan remasan daun ini jangan lebih dari ½ jam agar tidak timbul lepuh seperti luka bakar.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian

Pemberian sari akar daun encok dalam alkohol 50% dengan dosis 100 mg/kg bb dan 150 mg/kg bb yang diberikan secara oral pada mencit betina, mempunyai efek antifertilitas dan abortivum (Sariati Sirait, Jurusan Farmasi, FMIPA USU, 1990).

Contoh Pemakaian
  • Rematik.
    Siapkan segenggam daun segar, dicuci lalu ditumbuk halus. Tambahkan air hangat seperlunya sampai adonan seperti bubur. Gunakan untuk melumas dan menggosok bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2 kali sehari.
    Siapkan daun segar sebanyak 15 gr lalu dicuci bersih. Tambahkan kapur sirih sebanyak 1 sendok makan. Campuran ini lalu ditumbuk sampai lumat, kemudian dibalurkan ke tempat yang sakit.


  • Sakit Kepala.
    Siapkan daun encok secukupnya, lalu dipipis. Tambahkan sedikit minyak kelapa sampai menjadi adonan seperti bubur. Letakkan di pelipis dan bagian kepala yang sakit sebagai tapal. Cukup 30 menit supaya tidak terjadi lepuh.
    Siapkan daun encok segar, lalu dicuci bersih dan memarkan. Oleskan minyak kelapa lalu layukan di atas api. Tempelkan di belakang telinga.


  • Kencing kurang lancar.
    Ambil daun sendok secukupnya, tambahkan adas pulosari lalu giling halus. Gosokkan ramuan tersebut di bawah perut bagian bawah, tepat di posisi kandung kencing. Cukup 30 menit agar tidak terjadi lepuh.


  • Kanker darah.
    Siapkan akar daun encok, biji Livistona chinensis, Hedyotis diffusa (rumput lidah ular) dan Verbana officinalis (verbenae herba/ma bian cao), masing-masing 30g, dan Spica prunellae (xia ku cao/dari tumbuhan Prunella vulgaris L.) 15g.
    Akar daun encok direbus terlebih dahulu selama 4 jam dengan air bersih secukupnya. Tambahkan air bila air rebusanya berkurang. Setelah 4 jam, baru bahan obat lain-lainya dimasukkan. Didihkan kembali selama ½ jam. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Sehari 3 kali, masing-masing 1/3 bagian.


  • Kusta, skabies dan kelainan kulit.
    Ambil akar daun encok, lalu cuci dan tumbuk sampai halus. Tambahkan sedikit susu dan air sambil diaduk merata sampai menjadi adonan seperti pasta. Oleskan ke bagian tubuh yang sakit.
Peringatan

Perempuan hamil dilarang menggunakan ramuan daun encok. Bila timbul keracunan pada kulit, cepat cuci dengan asam borat (boric acid). Daun hanya digunakan untuk pemakainan luar dan dibatasi selama ½ jam. Terlalu lama menyebabkan timbulnya lepuh seperti luka bakar.

Saturday, February 11, 2012

Ceremai (Phyllanthus acidus [L.] Skeels)

Ceremai (Phyllanthus acidus [L.] Skeels)
Tumbuhan ini merupakan suku Euphoorbiaceae. Di beberapa daerah Indonesia, namanya berbeda-beda. Di Aceh disebut ceremoi, cerme (Gayo), ceramai (Melayu), camin-camin (Minangkabau), careme, cerme (Sunda), cerme (Jawa). Di Bali disebut carmen, cermen, careme (Madura), sarume (Bima), dsb.

Uraian Tumbuhan

Pohon ini berasal dari India, dapat tumbuh pada tanah ringan sampai tanah berat dan tahan akan kekurangan sampai kelebihan air. Ceremai banyak ditanam orang dihalaman, diladang dan ditempat lain sampai ketinggian 1.000 m dpl.

Ciri pohon kecil, tinggi sampai 10 m kadang lebih, percabangan banyak, dan kulit kayu tebal. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun dalam tangkai membentuk rangkaian seperti daun majemuk. Helai daun bundar telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal tumpul sampai bundar, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin tidak berambut, panjang 2 cm hingga 7 cm, lebar 1,5 cm hingga 4 cm. Warna hijau muda.

Bila tangkai gugur akan meninggalkan bekas yang nyata pada cabang. Perbungaan berupa tandan yang panjang 1,5 cm hingga 12 cm, keluar disepanjang cabang, kelopak bentuk bintang, mahkota merah muda. Terdapat bunga betina dan jantan dalam satu tandan. Buahnya buah batu, bentuknya bulat pipih, berlekuk 6 cm hingga 8 cm, panjang 1,25 cm hingga 1,5 cm, lebar 1,75 cm hingga 2,5 cm, warnanya kuning muda, berbiji 4 hingga 6 , rasanya asam. Biji bulat pipih berwarna coklat muda.

Daun muda bisa dimakan sebagai sayuran. Buah muda busa dimasak bersama sayuran untuk menyedapkan masakan karena memberi rasa asam. Buah masak dapat dimakan langsung setelah diremas dengan air garam untuk mengurangi rasa sepat dan asam, dimakan setelah dibuat manisan atau selai. Perbanyakan dengan biji atau okulasi.

Sifat dan Khasiat

Daun ceremai berbau khas aromatik, tidak berasa, dan berkhasiat sebagai peluruh dahak dan pencahar (purgatif). Kulit akar dan buah berkhasiat sebagai pencahar.

Kandungan Kimia

Daun, kulit batang, dan kayu ceremai mengandung saponin, flavonoida, tanin, dan polifenol. Akar mengandung saponin, asam galus, zat samak, dan zat beracun (toksik). Sedangkan buah mengandung vitamin C.

Bagian yang digunakan

Daun, kulit akar, dan biji

Indikasi

Daun Ceremai berkhasiat untuk mengobati batuk berdahak, menguruskan badan, mual, kanker dan sariawan. Sedangkan kulit berkhasiat mengatasi penyakit asma dan sakit kulit. Biji berkhasiat untuk mengobati sembelit serta mual akibat perut kotor.

Cara Pemakaian

  • Sembelit
    - Siapkan biji ceremai sebanyak ¾ sendok teh, dicuci lalu digiling sampai halus. Seduh dengan ½ cangkir air panas. Sewaktu masih hangat tambahkan 1 sendok makan madu, aduk sampai rata kemudian diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari.
    - Siapkan daun ceremai segar sebanyak 3 gr, dicuci lalu ditumbuk halus. Seduh dengan ½ gelas air panas lalu didinginkan . Hasil seduhan diminum sekaligus bersama ampasnya.
  • Asma
    Siapkan biji ceremai sebanyak 6 biji, bawang merah 2 butir, akar kara (dolichos lablab) ¼ genggam, buah lengkeng (nephelium longanum) 8 butir, dicuci lalu ditumbuk seperlunya. Bahan-bahan tersebut lalu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum dengan air gula secukupnya, sehari 2 kali, masing-masing ¾ gelas.
  • Kanker
    Siapkan daun ceremai yang masih muda sebanyak ¼ genggam, daun belimbing 1/3 genggam, bidara upas ½ jari, gadung cina ½ jari, gula enau 3 jari, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tertinggal kira-kira ¾ bagian. Setelah dingin disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing cukup ¾ gelas.
  • Melangsingkan Badan
    Minum air rebusan daun ceremai. Obat ini bekerja kuat, jangan menggunakan dalam jangka waktu lama.
Peringatan; Cairan akar beracun. Sebaiknya tidak menggunakan akar ceremai untuk pengobatan.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons