Monday, March 26, 2012

Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.f.)

Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.f.)
Gandarusa tumbuh liar di hutan, tanggul sungai atau ditanam sebagai tumbuhan obat atau tanaman pagar. Di Jawa, tumbuh pada ketinggian 1 - 500 m dpl. Perdu, tumbuh tegak, tinggi 0,8 - 2 m. Batang berkayu, bercabang, beruas, warnanya kecokelatan kehitaman, mengilap.Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang. Helai daun berbentuk lanset, tepi rata, ujung meruncing, pangkal berbentuk baji, pertualangan menyirip, panjang 5 - 20 cm, lebar 1 - 3,5 cm, warnanya hijau tua. Bunga majemuk tersusun dalam rangkaian berupa malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan, mahkota bentuk tabung, berbibir dua, putih. Buah bentuknya bulat panjang, berbiji empat, licin.

Gandarusa berbatang cokelat kehitaman lebih populer, walaupun ada juga yang berbatang hijau. Daunnya dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan dengan setek batang.

Sifat dan Khasiat
Daun bersifat rasa pedas, sedikit asam, dan netral. Berkhasiat melancarkan peredaran darah, membuyarkan sumbatan, anti-rematik, peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), dan pencahar. Sedangkan kulit kayunya bersifat sebagai perangsang muntah.

Kandungan Kimia
Justisin, minyak asiri, kalium, kalsium oksalat, tanin, dan akaloid yang agak beracun. Bagian yang digunakan daun dan akar, penggunaan segar atau yang telat dikeringkan.

Indikasi
Daun berkhasiat untuk mengatasi: bengkak akibat terpukul atau terbentur (memar), keseleo, patah tulang (fraktur), rematik sendi, nyeri pinggang, haid tidak teratur, tidak datang haid (amenore), demam yang hilang timbul, dan mual sewaktu batuk dan sesak.
Akar berkhasiat untuk mengatasi: rematik, keram otot, demam, kencing terasa nyeri (disuria), sakit kuning (jaundice), diare serta anak kecil yang kurus sekali (marasmus).

Cara Pemakaian
Daun segar 30 - 60 direbus atau ditumbuk dan diperas, air yang terkumpul lalu diminum. Bila memakai daun kering, rebus sebanyak 15 - 30 g. Akar sebanyak 3 - 10 g direbus, minum. Untuk pemakaian luar, herba segar dipipis lalu tempelkan ke tempat yang sakit seperti tulang patah, bengkak terkilir, pembengkakan kelenjar dan bisul. Air perasan daun segar digunakan sebagai obat tetes pada telinga yang sakit. Sedangkan air rebusan herba ini bisa digunakan untuk mencuci koreng dan borok.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Untuk mengetahui efek analgetik, dilakukan pemberian infus daun kering gandarusa per oral pada menit, dengan bahan pembanding parasetamol dan morfin. Hasilnya memperlihatkan perpanjangan waktu reaksi sesuai kenaikan kadar infus (Hotma Elisa Siregar, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 1984).

Prof. Ir. Moeso S. dan Drs. Agus P. melaporkan bahwa gandarusa digunakan masyarakat Irian Jaya sebagai obat KB Pria. Untuk itu, dilakukan percobaan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kadar testosteron yang mempunyai peranan dalam pembentukan dan maturasi spermatozoa. Ternyata infus daun gandarusa menurunkan kadar testosteron dalam serum tikus. Semakin besar dosis yang diberikan, semakin besar penurunan kadar testosteron (Emi ustantonia, Fax. Farmasi, UNAIR, 1992)

Contoh Pemakaian
Memar, keseleo, rematik, tulang patah
Daun gandarusa segar sebanyak 30 - 60 g atau yang kering 15 - 30 g, direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum pagi dan sore hari, masing-masing 1/2 gelas.

Daun dan tangkai muda gandarusa secukupnya dibersihkan, tambahkan sedikit garam lalu dipanaskan. Hangat-hangat dipakai untuk menutup bagian tubuh yang sakit.

Tulang patah, bisul
Daun gandarusa segar dipipis atau daun kering digiling halus, tambahkan arak dan cuka secukupnya sambil diaduk rata sampai seperti bubur kental. Ramuan tersebut ditempelkan pada bisul atau bagian tulang yang patah, lalu dibalut. Ganti setiap hari. Tulang yang patah sudah dalam posisi yang benar dan terfiksasi.

Memar
Daun gandarusa segar dicuci lalu diolesi minyak kelapa. layukan di atas api, lalu tempelkan ke tempat yang sakit.

Haid tidak teratur, tidak datang haid
Daun gandarusa segar sebanyak 50 g dan lada putih 5 butir, dicuci lalu ditumbuk. Peras dan saring, air yang terkumpul diminum lalu ditumbuk. Peras dan saring, air yang terkumpul diminum sekaligus setiap pagi. Lakukan 3 - 5 hari sebelum haid.

Mual sewaktu batuk dan sesak napas
Daun gandarusa segar dicuci bersih lalu dijus dengan secangkir air dan 1/2 seloki arak. Air yang terkumpul diminum sekaligus.

Rematik, kencing nyeri, demam, sakit kuning, diare
Akar gandarusa sebanyak 10 g direbus dengan 3 gelas susu sampai mendidih selama 15 menit. Setelah disaring, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore sama banyak.

Catatan
Perempuan hamil dilarang menggunakan tumbuhan obat ini.
Di India dan Asia Tenggara, gandarusa digunakan sebagai obat pereda demam, ekzema, sakit mata, dan sakit telinga

Monday, March 19, 2012

Daun Wungu (Graptophyllum pictum [L.]Griff.)

Daun Wungu (Graptophyllum pictum [L.]Griff.)
Daun wungu sering ditemukan tumbuh liar di pedesaan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Asalnya dari Irian dan Polynesia, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.250 dpl. Tumbuh baik pada tempat terbuka yeng terkena sinar matahari, dengan iklim kering atau lembap.

Perdu atau pohon kecil, tinggi 1,5 - 3 m, batang berkayu. Kulit dan daun berlendir dan baunya kurang enak. Cabang bersudut tumpul, berbentuk galah dan beruas rapat. Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berhadapan silang, bulat telur sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi bergelombang, pertualangan menyirip, panjang 8 - 20 cm, lebar 3 - 13 cm, permukaan atas warnanya ungu dan mengkilap. perbungaan majemuk, keluar di ujung batang, tersusun dalam rangkaian berupa tandan yang panjangnya3 - 12 cm, warnanya merah keunguan. Buahnya buah kotak, bentuknya lonjong, warnanya ungu kecoklatan. Biji kadang-kadang 2, bentuknya bulat, warnanya putih.

Ada tiga varietas, yaitu berdaun ungu, berdaun hijau dan belang-belang putih. Yang digunakan sebagai obat adalah varietas berdaun ungu yang dinamakan Graptophyllum pictum (L.) Griff. var luridosanguineum Sim. Tumbuhan ini berbunga sepanjang tahun, namundi Jawa jarang sekali menghasilkan buah. Perbanyakan dengan setek batang.

Sifat dan Khasiat
Daun berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik), mempercepat pemasakan bisul, pencahar ringan (laksatif), dan pelembut kulit (emoliens). Sedangkan bunganya berkhasiat sebagai pelancar haid.

Kandungan Kimia
Daun tumbuahan ini mengandung alkaloid yang tidak beracun, glikosida, steroid, saponin, tanin, klorofil, dan lendir. Batang daun wungu mengandung kalsium oksalat, asam formik dan lemak. Bagian yang digunakan antara lain daun, kulit batang dan bunganya.

Indikasi
Daun berkhasiat untuk mengatasi wasir (hemoroid) dan sembelit (konstipasi), bunganya untuk mengatasi datang haid tidak lancar.

Cara Pemakaian
Daun segar sebanyak 10 - 15 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun atau kulit batang secukupnya dibersihkan lalu dipipis. Gunakan untuk menutup bisul, borok, luka, sakit telinga, payudara bengkak karena bendungan asi, atau bagian tubuh yang bengkak (memar) akibat terbentur benda keras atau terpukul. Air perasan daun untuk sakit telinga.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Rebusan daun wungu dapat menghilangkan gejala hemoroid ektsernum derajat II (Sardjono O. Santoso dan B. Dzulkarnaen, Farmakologi FK UI dan Puslit. Farmasi DEPKES).

Pada penelitian komponen kimia daun wungu, didapatkan senyawa steroid, alkaloid, dan tanin (Achmad H dan Soedigdo S., Litbang PT Kimia Farma dan Departemen Kimia ITB).

Contoh Pemakaian,
Wasir
Daun wungu segar sebanyak 10 g dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai air rebusan tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum pagi dan sore hari masing-masing 1/2 gelas.

Daun wungu 10 g dan daun sendok (Platigo Mayor) 15 g, keduanya bahan segar dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, minum padi dan siang hari, masing-masing 1 gelas.

Daun wungu dan pegagan (Centella asiatica) segar masing-masing 1 gengam, 3 tanaman tempuh wiyang (Emilia sonchifolia), seutuhnya, bawang merah dan adas (Foeniculum vulgare) masing-masing 3 butir, pulasari (Alyxia reinwardtii) dan rimpang kunyit masing-masing 1/2 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air bersih, lalu direbus sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari.

Bengkak terpukul (memar)
Kulit batang daun wungu secukupnya dibersihkan lalu ditumbuk halus. Bahan tersebut lalu diletakkan di atas bagian tubuh yang bengkak kemudian dibalut. Ganti 2 kali sehari.

Bisul di payudara
Daun wungu segar dicuci lalu oleskan santan kelapa. Bahan tersebut kemudian dilayukan di atas api. Hangat-hangat letakkan di atas payudara yang bisulan.

Bengkak dan mematangkan bisul
Daun wungu secukupnya dicuci bersih lalu dipipis bersama gula merah secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Letakkan diatas bagian tubuh yang bengkak atau bisul kemudian dibalut. Ganti 2 - 3 kali sehari,

Daun segar dioleskan minyak kelapa lalu dilayukan di atas api Tempelkan pada bisul atau bengkak.

Datang haid tidak lancar
Bunga wungu kering sebanyak 1 genggam diseduh dengan 5 gelas air panas. Minum seperti teh, pada waktu menjelang haid.

Sembelit
Daun wungu segar sebanyak 7 lembar dicuci bersih. Tambahkan 2 gelas air bersih lalu direbus sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah disaring, minum sekaligus.

Sakit Telinga
Daun wungu segar secukupnya dicuci bersih lalu dibilas dengan air matang. Tumbuk sampai lumat, lalu peras. Air yang terkumpul digunakan untuk menetesi telinga.

Monday, March 12, 2012

Daun Sendok (Platigo mayor L.)

Daun Sendok (Platigo mayor L.)
Daun sendok merupakan gulma di perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman berumput yang agak lembab, kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini berasal dari daratan Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari daratan rendah sampai 3.300 dpl. Tumbuhan obat ini tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9 tumbuhan obat yang dianggap sakral di Anglo Saxon.
Tena menahun, tumbuh tegak, tinggi 15 - 20 cm, Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset melebar, tepi rata atau bergerigi kasar tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertualangan melengkung, panjang 5 - 10 cm, Lebar 4– 9 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuktersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2 – 4 biji berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasal sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji.

Sifat dan Khasiat
Herba ini bersifat manis dan dingin. Berkhasiat sebagai antiradang, antiseptik, peredam demam (antiperik), peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak (ekspektoran), obat batuk (antitusif), penghentian pendarahan (hemostatis), astrigen, menerangkan penglihatan dengan menormalkan aktivitas organ hati yang berlebihan, dan menghilangkan haus.
Biji bersifat manis, dingin, masuk meridian ginjal, hati, usushalus dan paru. Berkhasiat sebagai diuretik, afrodisiak, menyehatkan paru, ekspektoran, pencahar (laksans), meredakan panas hati dan menerangkan penglihatan. Rebusan biji meningkatkan pengeluaran urea, asam urat, dan sodium chloride.


Kandungan Kimia
Herba ini mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, b -sitosterol, n-hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri dari methyl D-galaktosa, L-arabinosa dan rhammosa. Juga mengandung tanin, kalium dan vitamin (B1, C, A). kalium bersifat peluruh kencing dan melarutkan endapan garam kalsium yang tersapt dalam ginjal dan kandung kencing. Zat aktif aukubin selain berkhasiat melindungi hati terhadap pengaruh zat beracun yang dapat merusak sel-sel hati (hepatoprotektor), juga berkhasiat antiseptik.
Biji (che qian zi) daun sendok mengandung asam planteroklik, plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, asam galacturonat dan rhamnose), protein, musilago, aucubin, asam suksinat, adenin. Cholin, katalpol, syringin, asam lemak (palmitat, stearat, arakidat, oleat, linolenat dan linoleat), serta flavanone glycoside. Sedangkan bagian akar mengandung naphazolin.

Bagian yang Digunakan
Herba, biji, akar. Biji dikumpulkan setelah masak lalu digongseng dengan air asin.


Indikasi
Herba berkhasiat mengatasi
  • Gangguan pada saluran kencing seperti infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah, bengkak karena penyaki ginjal, (nefotik edema), kencing sedikit karena panas dalam,
  • Batu empedu, batu ginjal,
  • Radang prostat (prostatitis)
  • Influenza, demam, batuk rejan, (pertusis), radang saluran napas (bronkitis),
  • Diare, disentri, nyeri lambung,
  • Radang mata merah (konjungtivitas), menerangkan penglihatan yang kabur,
  • kencing manis (DM)
  • hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut),
  • cacingan, gigitan serangga, dan
  • pendarahan seperti mimisan, batuk darah.
Akar berkhasiat mengatasi
  • Keputihan (leukore) dan nyeri otot
Biji berkhasiat mengatasi
  • Gangguan pencernaan pada anak,
  • Perangsangan birahi (afridisoak), beser mani (spermatorea),
  • Kencing sakit (disuria), sukar kencing, rasa penuh di perut bagian bawah,
  • Diare, disentri
  • Cacingan
  • Penglihatan kabur
  • Mata merah, bengkak dan terasa sakit akibat panas ada organ hati
  • Batuk disertai banyak dahak
  • Biri-beri, darah tinggi (hipertensi)
  • Sakit kuning (juandince), dan
  • Rematik gout.

Cara Pemakaian
Herba kering sebanyak sebanyak 10 – 15 g atau yang segar sebanyak 15 – 30 g direbus, lalu diminum airnya. Bisa juga herba segar ditumbuk lalu lalu diperas dan disaring untuk diminum. Untuk pemakaian bijinya, siapkan 10 – 15 g biji daun sendok, lalu direbus dan diminum airnya. Untuk pemakaian luar, herba segar dipipis lalu dibubuhkan pada luka berdarah, tersiram air atau bisul lalu dibalut. Pemakaianjuga bisa dengan cara direbus, lalu airnya untuk kumur-kumur pada radang gusi dan sakit tenggorok. Bisa juga digunakan dengan cara digiling halus, lalu dibuat salep untuk mengatasi bisul, bisul, dan koreng.


Efek famakologis dan hasil penelitian
Fraksi etil asetat (asam) daun sendok dengan dosis 2 g/kg bb yang diberikan secara oral pada tikus putih jantan yang telah diinduksi dengan asetosal 200 mg /kg bb, ternyata mempunyai aktivitas antiulcer. Panapisan fitokimia fraksi etil asetat asam menunjukkan adanya golongan tripenoid dan monopenoid (Sariati, Jurusan Farmasi FMIPA UNPAD, 1993)
Infus daun sendok 10% dan 20& terhadap kalarutan Ca dan Mg dari batu ginjal secara in vitro, mempunyai efek melarutkan kalsium dan magnesium dari batu ginjal secara bermakna dibandingkan air suling (Ismedsyah, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 1991)
Ekstrak daun sendok pada konsentrasi 1 – 3 g/ml menunjukkan daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella sennei (Meriana Sugiarto, Fak. Farmasi Univ. Katolik Widya Mandala, 1992)


Contoh Pemakaian

Melancarkan Kencing

Herba daun segar sebanyak 6 ons dicuci, tambahkan gula batu secukupnya. Bahan tersebut direbus dengan 3 liter air rebusannya tersisa separo. Minum seperti air the, habiskan dalam sehari. Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Peras dan saring sampai airnya terkumpul ½ geals. Tambahkan madu 1 sendok makan, lalu diminum sekaligus.

Kencing Berdarah
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Peras dan saring sampai airya terkumpul 1 gelas. Minum sebelum makan

Disentri Panas
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk halus. Peras dan saring sampai terkumpul 1 gelas. Tambahkan madu 2 sendok makan sambil diaduk merata. Air perasan tersebut lalu ditim sebentar. Minum sekaligus selagi hangat.

Disentri basiler, diare
Herba daun sendok segar sebanyak 30 g setelah dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air sampai air rebusannya tinggal 1 gelas. Setelah dingin disaring , airnya diminum sehari 2 kali, masing-masing ½ gelas.

Mimisan
Daun sendok segar sebanyak 15 g dicuci lalu dipipis, seduh dengan secangkir air panas. Setelah dingin diperas dan disaring, lalu diminum sekaligus.

Batuk berdahak, batuk darah
Herba daun sendok segar sebanyak 60 g dicuci lalu tambahkan air bersih sampai terendam dan 30 g gula batu. Ditim sampai mendidih selama 15 menit. Minum selagi hangat.

Bronkitis
Herba daun sendok segar sebanyak 30 g dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring minum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas . Lakukan selama 1 - 2 minggu
Kencing manis
Herba daun sendok segar 1 tanaman seutuhnya dan daun salam 7 lemabr direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin airnya disaring lalu diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
Kencing batu
Herba daun sendok segar sebanyak 30 g dan 7 lembar daun avokad dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin airnya disaring lalu diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Hepatitis akut disertai ikterik (kuning)
Seluruh bagian tumbuhan daun sendok segar sebanyak 60g dicuci. Setelah bersih masukkan ke dalam panci email, lalu tambahkan 30 g gula batu serta 3 gelas air. Rebus sampai airnya tersisa 1,5 gelas. Setelah dingin disaring, masing-masing 3/4 gelas. Nafsu makan biasanya timbul dalam 5 - 7 hari, sedangkan warna kuning menghilang dalam 14 hari.

Luka berdarah
Herba daun sendok segar secukupnya dicuci lalu ditumbuk. setelah halus lalu diperas. Air yang terkumpul untuk mengompres lukanya.

Bisul
Herba daun sendok segar sebanyak 1 tanaman dicuci lalu ditumbuk halus. Tambahkan air kapur sirih secukupnya sambil diaduk rata hingga menjadi seperti bubur. Turapkan pada bisul, lalu dibalut. Sehari diganti 2 kali. Biji daun sendok karing digiling halus sampai menjadi bubuk. Tambahkan vaselin secukupnya, lalu oleskan pada bisul. Ramuan ini akan mengurangi peradangan kulit dan pebentukan nanah pada bisul maupun abses

Perangsang nafsu seks, beser main
Biji daun sendok kering digiling halus sampai menjadi bubuk. Seduh dengan 100cc air panas. Selagi hangat tambahkan madu sebanyak 3 sendok makan sambil diaduk rata, lalu minum sekaligus.

Gangguan pencernaan pada anak
Biji disangrai, lalu digiling halus menjadi bubuk. Bubuk ini diseduh dengan 1/2 cangkir air panas, minum selagi hangat. Dosis: umur 4 - 12 bulan 0,5 g/kali., 1 - 2 tahun: 1 g/kali; sehari 3 - 4 kali

Keputihan
Akar daun sendok sebanyak 10 g dicuci lalu ditumbuk sampai halus. Tambahkan air cucian beras ketan secukupnya sambil diaduk merata. Peras dan saring, hasilnya diminum sekaligus.

Catatan
Supaya tidak lengket ke panci atau dengan simplisia yang lain, biji daun sendok harus dimasukkan ke dalam kantong plastik bila ingin direbus.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons